Sabtu, 12 Maret 2011

Episode Keimanan

Ketika iman tak lagi indah..
Serasa hidup tiada guna..
Hanya keluh tanpa rasa..
Meniadakan akal logika..
Pun juga ruh yang miskin asa..
Semua menjadi redup..
Dari sinar yang dulu pernah berpendar..
Oleh nafsu dan kejahilan..


Betapa diri ini mengutuk akan kebodohan..
Bila ilmu sudah di genggaman..
Namun apakah guna jika raga tanpa daya..
Sendiri pada kegaulauan malam dan siang..
Tersesat oleh rayu tipuan..
Terlena pada glamor kerlipan dunia..
Sedang azzam tak lagi perkasa..
Hingga semua menyatu menjadi nyeri tiada terkira..
Rindu diri ini pada sujud-sujud keheningan..
Pada syahdunya lafadz Cinta yang membasahi bibir..
Pada hangatnya rengkuhan kawan seperjalanan..


Duhai, jiwa..
Ringkih kau rasakan pada setiap penat kegalauan..
Bimbang pada ghoyah yang tak tentu arah..
Akhirat yang dulu menawan..
Tenggelam dalam arus kecemasan..
Sungguh diri ini ingin kebebasan..
Menentukan yang terbaik dari keinginan kalian..
Ingin ku menjadi diriku..
Namun kalian tak mau juga memperdulikan..
Rasa sakit yang kian menjalar..
Terlanjur malu diri ini tuk bersimpuh..
Sakit yang sudah sekian lama bukan sakit ketabahan..
Layaknya Ayub yang mulia..
Sakit ini telah menjadi benalu keimanan..
Yang perlahan menyerap rasa manisnya..
Menjadi pahitnya kehidupan..
Mungkin mati adalah pilihan..
Begitupun juga hidup jika masih tahan akan sakitnya..


Dan kemudian...,
semua terhapus oleh tangis pengharapan..
Di akhir salam atas sujud penghambaan..
"Rabb, lapangkan dada kami dengan keimanan dan kesabaran.."
Menjadi doa penguat perjalanan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar